ARTIKEL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS
VII F PADA BAB KLASIFIKASI MATERI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DI SMP NEGERI 4 ADIWERNA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
DisusunOleh :
PUTRI FATIKHA, S.Pd
PEMERINTAH KABUPATEN
TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN TEGAL
SMP N 4 ADIWERNA
November, 2020
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS VII F PADA
BAB KLASIFIKASI MATERI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DI SMP NEGERI 4 ADIWERNA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Oleh
PutriFatikha
Abstrak
Latarbelakangdilakukanpenelitianinikarena
guru masihterlihatkurangkreatifdalammenyajikanbahan ajar dan model pembelajaran
yang kurangbervariatif. Apalagiditambahkondisipandemikakibatcovid 19 yang
memaksapesertadidikuntukpembelajaran daring, sehinggaberakibat pada
kurangnyamotivasibelajarpesertadidik di kelas VII F pada
pembelajaranIlmuPengetahuanAlam.
Dalamupayapeningkatanmotivasibelajarpesertadidikmakasayasebagaipenelitimemilikitujuanuntukmengetahuipeningkatanmotivasi
pada pesertadidikkelas VII F SMP N 4 Adiwernatahun 2020/2021
denganditerapkannya model pembelajaran IPA menggunakanDiscovery Learning.
Model
dalampenelitianinimenggunakan model penelitian Kurt lewin yang terdiridari 4
tahapyaitu :perencanaan, pelaksanaan Tindakan, observasi dan refleksi.
Subyekpenelitianiniadalahpesertadidikkelas VII F SMP N 4 Adiwernatahunpelajaran
2020/2021. Teknik pengumpulan data menggunakanlembarobservasi.
Hasil
penelitianinidapatdijelaskansebagaiberikut :Dalampenerapan model pembelajarandiscovery
learningterdapatpeningkatanmotivasibelajarpesertadidikkelas VII F SMP N 4
Adiwerna pada siklus I denganhasil 70,5%
kategorisedang, sedangkan pada siklus II mencapai 58,8% kategoritinggi dan
23,5% kategorisangattinggisehingga pada siklus II dinyatakanberhasil.
Kata Kunci
: Model Discovery Learning, Motivasi
PENDAHULUAN
Peningkatankualitasmutupendidikan
di Indonesia telah lama dilakukanmelaluiberbagaiinovasi, namundemikianberbagaiindikatormenunjukkanbahwamutupendidikanbelumsesuaidenganharapan. Dari fakta Ujian Nasional jenjang SMP/MTs menunjukkan
bahwa upaya peningkatan mutu yang selama ini dilakukan belum dapat memecahkan
masalah dasar pendidikan. Oleh karena itu perlu langkah - langkah mendasar,
konsistendan sistematik dengan melibatkan berbagai komponen pendidikan termasuk
di dalamnya para guru di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar. Sebagaiindikatorakanberhasiltidaknyapembelajaranini,
seorangsiswadianggaptuntasbelajarapabiladayaserap minimal mencapai75%,
sedangklasikaldianggaptuntasbelajarapabila 85%
darijumlahsiswadalamkelasitumempunyaidayaserap minimal 75%(Depdiknas, 2003: 9) dan nilaiketuntasan
di sekolah kami adalah 68.
Pada
dasarnyapesertadidikakanbelajardengansenangapabilamerekatermotivasi oleh guru
yang memberikanpembelajarandikelasyaitupenguasaan oleh guru dan
pesertadidiksecarautuh. Pada hakekatnyapesertadidikakansenangbelajarsambil guru
memberikanmotivasidengancaramenanyakanapatujuanmerekabelajar dan apadampaknya yang
akanmerekaalamiapabilabelajartidaksungguh. Makadariitu guru
dituntutuntuklebihkreatifdalammenyajikanbahan ajar,
kreatifdalammengatasikesulitanbelajaranakterutamadalampembelajaran IPA.
Pada
kenyataanyadiatasbertolakbelakang denga apa yang ada, guru masihterlihatkurangkreatifdalammenyajikanbahan
ajar dan model pembelajaran dan ditambahkondisipandemikakibatcovid 19 yang
memaksapesertadidikkelas VII F SMP N 4 Adiwernauntukmelakukanpembelajaran
daring, sehinggaberakibat pada kurangnyamotivasibelajarpesertadidik di kelas
VII F pada pelajaranIlmuPengetahuanAlam. Hal
inidikarenakanpenulisbelumterbiasamenggunakan model pembelajaranDiscovery
Learningsehinggamasihditemuipesertadidikkelas VII F SMP N 4 Adiwerna yang
mengalamikesulitanseperti : 1) Kesulitanmemahamimateri 2) Kesulitanbelajar 3)
Kesulitandalammenumbuhkanketertarikan, perasaansenang dan
perhatianterhadappelajaran IPA. Hal tersebut di
tandaidenganpesertadidikkurangbersemangatketikamengikutipembelajaran daring,
banyak yang tidakmengikutipembelajaran, atautelatmerespontugasdari guru.
Makapenelitimelakukanpenelitianterhadap model pembelajarandiscovery learning
karenapenemuansendiri yang dilakukan oleh
pesertadidikterkadangmemberikanpersepsi yang berbeda. Sepertihasilpenelitian
Nabila Yuliana tentangPenggunaan Model Pembelajarandiscovery learning DalamPeningkatan
Hasil BelajarSiswa Di Sekolah Dasar sebesar 88,94% di siklus I dan 91, 045% di
siklus II.
MenurutDurad (2008) model discovery
learningadalahteoribelajar yang didefinisikansebagai proses pembelajaran
yang terjadibilapelajartidakdisajikandenganpelajarandalambentukfinalnya,
tetapidiharapkanmengorganisasisediri. Sedangkanmenurut Efendi (2020) discovery
learning merupakansuatupembelajaran yang
melibatkanpesertadidikdalampemecahanmasalahuntukpengembanganpengetahuan dan
ketrampilan. Dari teoritersebutpenelitimenyimpulkanbahwadiscovery learningmerupakan
proses pembelajaran yang
tidakdiberikankeseluruhanmelainkanmelibatkanpesertadidikuntukmengorganisasimengembangkanpengetahuan
dan ketrampilanuntukpemecahanmasalah. Sehingga melalui
pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaranDiscovery Learning khususnya untuk campuran
dan sifatcampuransertapemisahancampuran, permasalahan ini dicoba
untuk diperbaiki.
Oleh
karenaitu, perludikembangkanmodel pembelajaran
yangsesuaidenganhakekat IPA misalnyamodel pembelajaranDiscovery
Learning.
Model
PembelajaranDiscovery Learningadalahsuatu model pembelajaranuntukmengembangkancarabelajarpesertadidikaktifdenganmenemukansendiri,
menyelidikisendiri, makahasil yang diperolehakantahanlama dan
setiadalamingatansertatidakakanmudahdilupakan oleh pesertadidik
Tertarikdenganpermasalahan di
atasakanpenelitikajilewatPenelitian Tindakan Kelas denganjudulUpayaMeningkatkanMotivasiPesertaDidik
Kelas VII F Pada Bab KlasifikasiMateriDenganMenerapkan Model PembelajaranDiscovery
Learning Di SMP Negeri 4
AdiwernaTahun Pelajaran 2020/2021.
LANDASAN TEORITIS
PengertianBelajar
MenurutIskandar (2007: 22) IPA (IlmuPengetahuanAlam)
adalahilmu yang sistematis dan dirumuskandimanaberhubungandengangejala-gejalakebendaan dan
didasarkanterutamaataspengamatan. SedangkanSutarno (2008: 18) menyatakanbahwa
IPA adalahpengetahuanteoritis yang diperlukandenganmetodekhusus. Jadi
dapatdisimpulkanbahwa IPA adalahsuatupengetahuanteoritis yang
diperolehataudisusundengancara yang khasataukhusus, yaitumelakukanobservasi,
eksperimen, penyusunanteori dan menyimpulkan.
Sesuaidengannamanya,
IPA (sains) adalahilmupengetahuan yang mempelajaritentangalam dan
keterkaitannya. Fisikamerupakanbagiandari IPA, mempelajaribenda-bendamati,
gejala-gejala yang ditimbulkan dan proses perubahannya yang bersifatsementara.
MenurutAsy’ari
(2006: 7) IPA adalahpengetahuanmanusiatentangalam yang
diperolehdengancaraterkontrol. Ia juga berpendapat IPA
merupakankumpulanpengetahuan yang tersusundalambentukfakta, konsep, prinsip,
hukum dan teori. Sedangkan Vessel dalamPatta Bundu (2006: 9) menyatakanbahwa
IPA adalah proses sains, sedangkanhasilnyaberupafakta-fakta dan prinsip-prinsip sains. Jadi
dapatdisimpulkanbahwafisikamerupakanbagiandariIlmuPengetahuanAlam yang
mempelajarigejala-gejalaalam yang secarakhususmembahastentangzat dan energi.
Model PembelajaranKooperatif
Menurut Effendi
(2012) Discovery learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan
ketrampilan. Sedangkan menurut Muchlisin (2017) model pembelajaran penemuan (discovery
learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa
tidak disajikan informasi secara langsung tetapi siswa dituntut untuk
mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Siswa
dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak
hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan
sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan.
Dari teori di
atas peneliti menyimpulkan bahwa discovery learning merupakan proses
pembelajaran yang tidak diberikan keseluruhan melainkan melibatkan peserta
didik untuk mengorganisasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
pemecahan masalah. Sehingga dengan penerapan model discovery learning
dapat meningkatkan kemampuan penemuan individu selain itu agar kondisi belajar
yang awalnya pasif menjadi lebih aktif dan kreatif. Sehingga guru dapat
mengubah pembelajaran yang awalnya teacher oriented menjadi student oriented.
Motivasi
Hamalik (2007:186) mengatakanbahwa,
“Motivasiadalahsuatuperubahanenergidalampribadiseseorang yang ditandaidengantimbulnyaafektif
dan reaksiuntukmencapaitujuan”, MenurutSutikno (2009: 72),
“Motivasidapatdikatakansebagaikeseluruhandayapenggerakdidalamdirisiswa yang
menimbulkan, menjaminkelangsungan dan memberiarahkegiatanbelajar,
sehinggadiharapkantujuandapattercapai”.
METODE
PENELITIAN
Setting dan
Penelitian
Waktu
penelitiandilaksanakansecarabertahap, secara garis besarnyadapat di bagimenjadi
3 tahap, yaitutahappersiapan, tahappenelitian dan tahappenyelesaian. Di
mulaidaritanggal 14 Oktober 2020sampaidengantanggal 27 Oktober2020,
kuranglebih2 minggu, khususnyadilaksanakan pada semester1, sebabbabklasifikasibendatermasukmateri semester 1.
Rincian
Waktu PelaksanaanPenelitian Tindakan Kelas
No |
Waktu |
Kegiatan yang Dilakukan |
1 |
14-27 Oktober 2020 |
·
Pengamatan kondisi
awal meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah serta
mencari upaya mengatasi permasalahan tersebut. ·
Penyusunan
perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian ·
Kegiatan penelitian
siklus I meliputi tahapan: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan (action),
3) pengamatan (observation), dan 4)
refleksi (reflection). Tindak lanjut Kegiatan penelitian siklus I meliputi tahapan: 1)
perencanaan (planning), 2)
pelaksanaan (action), 3) pengamatan
(observation), dan 4) refleksi (reflection) Penyusunan laporan PTK. |
Tempatpenelitiandilakukan di laboratorium
IPAsekolah dan
di kelas VII F
SMP N 4 Adiwerna KabupatenTegal, Jawa Tengah pada
tahunpelajaran 2020/2021, matapelajaranIlmuPengetahuanAlam. Penelitiandilaksanakan
pada kelas VII Fkarenamotivasibelajar IPA dimasa pandemic inisangatkurangdengandilihatdarikeikutsertaandalampembelajaran
daring, perhatian dan ketertarikandalam proses pembelajaranmasihsangatkurang, sehinggaperludilaksanakanPenelitian
Tindakan Kelas.
Subyek penelitian dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII F SMP N 4Adiwerna Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2020/2021. Dengan jumlah siswa 32 siswa terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan.
PROSEDUR
PENELITIAN
PenelitianinimenggunakanrancanganClassroom Action ResearchatauPenelitian
Tindakan Kelas (PTK). MenurutSuharsimi,
Arikuntodkk (2006: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalahpenelitiantindakan yang
dilakukandengantujuanmemperbaikimutupraktikpembelajaran di kelasnya. Pada PTK,
menurutSuharsimi (2006:74), terdiriatasempatkegiatan yang
dilakukandalamsiklusberulang. Empatkegiatanutamasetiapsiklus, meliputi
(a) perencanaan (planning),
(b) pelaksanaantindakan (acting), (c) pengamatan (observation), serta(d)refleksi (reflection). Skema
penelitiantndakankelasdisajikandalam Gambar 2.
Penelitian Tindakan Kelas
inimenggunakanduasiklus yang masing-masing siklusnyaterdiridarisatupertemuan. Setiappertemuandiakhiridenganevaluasi.
Deskripsi Per Siklus
1.
Siklus I
a.
Perencanaan
Pada tahapperencanaan, kegiatan yang
dilakukanadalahsebagaiberikut:
1)
MembuatRencanaPelaksanaanPembelajaran
(RPP) atauskenariopembelajaransesuaidenganStandarKompetensi dan Kompetensi
Dasar yang akandilaksanakan.
2)
Menyusun Lembar KegiatanPesertaDidik (LKPD) yang terdiridari LKPD2yaitukegiatanpercobaanyaitumembandingkancampuranhomogen dan campuranheterogen, serta
LKPD2yaitu mebedakanlarutanasambasa.
3)
Menyusun instrumentes yang
akandigunakanuntukmengukurhasilbelajarpesertadidik
4)
Menyusun
lembarobservasi yang dipakaiuntukmengamati proses siswaselama proses
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaranDiscovery Learning.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pada
tahappelaksanaantindakan, kegiatan yang
dilaksanakanyaitumelaksanakanpembelajaran yang
telahdirancangmenggunakanpembelajaran modelDiscovery Learning.Pelaksanaantindakandilakukandalamduasiklus
yang masing-masing siklusdilakukansatu
kali pertemuan daring dan diakhiridenganevaluasi.
Secara garis besar, kegiatan yang dilakukanpeneliti pada
tahappelaksanaantindakanmeliputi :
1) Memberistimulasi/rangsangan pada
pesertadidikdenganmeyajikangambar pada PPT, yang
akanmemacupesertadidikuntukmengajukanpertanyaan.
2) Membagikanlink LKPD agar
pesertadidikdapatmendownloadataumembagikangambar LKPD
tersebutkedalamgrupwhatsapp
3) Pesertadidikmelakukanpercobaansecaralangsung.
4) Membimbingpeseradidikmelakukanpresentasihasilpercobaan
dan diskusi.
5) Membuatkesimpulan
dan penguatanbersamasiswa.
6) Melakukanevaluasiuntukmengukurhasilbelajarsiswa.
c. Pengamatan
Tahappengamatandilakukan
oleh guru dan temansejawat. Pengamatandilakukanuntukmengetahui proses
pelaksanaanpembelajaran IPA dengan model Discovey Learning yang
berkaitandenganaktivitas guru dan pesertadidik.
Kegiatanpengamatandilakukanbersamaandenganpelaksanaan proses pembelajaran.
Peristiwa yang muncul pada saatpelaksanaanpembelajaran di kelasdievaluasi dan
masalah yang munculdigunakansebagaibahanrefleksi.
d.
Refleksi
Tahaprefleksimerupakantahapakhir
yang dilakukanpeneliti pada setiapsikluspenelitiantindakankelas.
Kegiatanrefleksibertujuanuntukmemperolehgambaran dan evaluasi yang
berkaitandengankelebihan dan kekurangan pada tindakan yang
telahdilakukanpeneliti. Kelebihan pada satusiklusakantetapdipertahankan,
sedangkankekurangan yang dijumpai pada satusiklusakandiperbaiki pada
siklusberikutnyadengancaramerencanakanulangtindakan-tindakan pada
siklusberikutnya.
2. Siklus II
a.
Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II
memperhatikanrefleksidarisiklus I. Perencanaansiklus II meliputi :
1)
Menyusun RPP
untuksiklus II denganmengakomodasikekurangan yang ada pada
pembelajaran pada siklus I.
2)
Menyusun LKPD 3mengenai materiklasifikasimateri.
3) Menyusun instrumentes yang akandigunakanuntukmengukurhasilbelajar
pada siklus II.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pada
tahapinidilaksanakanpembelajaran model Discovery Learning pada materiDiscovery learning yang
disajikandalamduapertemuan
masing-masing 2 jam pembelajaran
daring daripukul 07.30-09.30.
Pembelajarandilaksanakansesuai RPP yang
telahdirevisiberdasarkankekurangansertamasalah yang muncul pada siklus I.
Perbaikan yang dilakukanberdasarkankekurangan yang terdapat pada siklus I,
diantaranyadenganmengubahpolapraktikumsecaralangsung
dan dengancaramengamati videosertamelakukanbimbinganlebihintensif.
Secara garis besar, kegiatan yang dilakukanpeneliti pada
tahappelaksanaantindakanmeliputi
1)
Memberistimulasikepadapesertadidikdenganmenayangkan
video pemisahancampuran.
2)
Membagikan link LKPD ataumengirimgambar LKPD di
whatsappgrup agar masing-masing
pesertadidikdapatmendownload dan kemudianmenyalindalambukutugasmereka
masing-masing dan membimbingpesertadidikmengerjakan LKPD dan berdiskusimelaluiwhatappgrupatau google meet
secaralangsung.
3)
Membimbingpesertadidikmelakukanpresentasihasilpercobaan
dan diskusi.
4)
Membuatkesimpulan dan
penguatanbersamapesertadidik.
5)
Melakukanevaluasiuntukmengukurhasilbelajarpesertadidik.
c.
Pengamatan
Pelaksanaan
pada tahappengamatantidakberbedadarisiklus I. Penelitimelakukantindakanulang
pada siklus II disertaidenganperbaikandarikekurangan yang terdapat pada
siklussehinggaterlihatadanyaperbedaan data proses pembelajaranantarasiklus I
dan siklus II.
d.
Refleksi
Refleksi pada siklus II
digunakanuntukmembedakanhasilsiklus I dan siklus II
apakahterjadipeningkatanhasilbelajaratautidak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah pelaksanaan penelitian, tampak adanya peningkatan
motivasi belajar peserta didik. Dari penelitian
diperoleh hasil tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 70,6%
dengan kategori sedangmeningkat menjadi 82,3% dengan kategori sangat tinggi pada
siklus II. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learningpada
penelitian ini dapat
meningkatkan motivasi pada peserta didik kelas VII F SMP Negeri 4Adiwerna tahun pelajaran 2020/2021. Hasil di atas sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai dalam penelitian yaitu untuk meningkatkan motivasi peserta didik kelas
VII F SMP N 4 Adiwerna tahun 2020/2021 dengan diterapkannya model pembelajaran
IPA menggunakan Discovery Learning.
Demikian juga pada hasilbelajarpesertadidik, terlihatadanyapeningkatanhasilbelajar yang diperolehpesertadidikdengan rata-rata nilai pada siklus I
sebesar61,76menjadi71,17 pada siklus II, dengannilaiketuntasan
KKM pada siklus I sebesar47,06% meningkatmenjadi88,23% pada siklus II.
Hasil PenelitianSiklus I
Tindakan pembelajaran
pada siklus I dilaksanakandengan 1 kali pertemuanyakni pada tanggal
17 Oktober 2020. Padasiklusini, materi yang disampaikan guru adalahCampuran dan
Sifat Campuran.
Uraianpokokkegiatanpembelajaran pada siklus I terdiriatas 4
tahapyaituperencanaantindakan, pelaksanaantindakan, observasi/pengamatan dan
refleksi.
a.
Perencanaan Tindakan
Pada kegiatanperencanaanini yang
dilakukan oleh guru antara lain:
1)
Membuatperangkatpembelajaran yang meliputi RPP, media
pembelajaran, bahan ajar, dan LKPDsesuaidengan SK dan KD yang akandilaksanakan.
2)
Menyiapkansoalevaluasiberbentukpilihangandamelaluigoogle
form.
3)
Menyusun lembarobservasimotivasiuntukpesertadidik.
4)
Menyusun lembarketerlaksanaan model pembelajarandiscovery
learning.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Dilaksanakan pada hariSabtu, 17Oktober 2020kegiatan yang dilaksanakan oleh
penelitiadalahsebagaiberikut:
1)
Pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam,
dan berdoa bersama-sama, mengabsen peserta didik
dalam hal ini jumlah peserta didik 21 yang bersedia masuk kedalam google
meet
dari 32 peserta didik.Hal ini disebabkan karena handphone tidak cukup
memori untuk mendownload dan tidak memiliki kuota.Pada saat proses pembelajaran
daring siklus I mengalami kendala sinyal sehingga yang dapat bertahan sampai
akhir proses pembelajaran berjumlah 17 peserta didik. Guru memberi apersepsi mengenai materi
pembelajaran dengan memberikan stimulus/rangsangan serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
2)
Kegiatan Inti
Guru menampilkangambar dan
pesertadidikmegemukakanpermasalahandarigambartersebut dan selanjutnyamenyusunhipotesis.
Untukmembuktikanhipotesistersebutpesertadidikmengumpulkan data
denganmelakukanpercobaancampuran dan sifatcampuran.
Selanjutnyapesertadidikmengolah data denganmengerjakan LKPD yang diberikan oleh
guru dengandibantubukupaketserta handout yang diberikan oleh guru. Setelah
itupesertadidikmempresentasikanhasilpraktikumnya dan guru
memberikanpenguatanmateri.
3)
Penutup
Pada
kegiatanpenutuppesertadidikdengandibantu guru membuatkesimpulan danmelakukanrefleksiterhadappembelajaranyang telahdilakukan, kemudianmemberikansoalevaluasimelaluigoogle
formuntukdapatdikerjakan oleh pesertadidik. Selanjutnya guru
menyampaikanmateriuntukpertemuanberikutnyaTerakhir guru
menutuppelajarandenganbacaanHamdalah dan salampenutup.
c. Hasil Tindakan
Adapun hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Hasil lembar observasi motivasi peserta didik
Distribusi Hasil Observasi Motivasi Peserta DidikSMP N 4 Adiwerna Kelas
VII F
Skor Perolehan |
Frekuensi |
Persentase( % ) |
Kriteria |
1 |
6 |
Sangat Tinggi |
|
15 – 21 |
4 |
23,5 |
Tinggi |
8 – 14 |
12 |
70,5 |
Sedang |
0 – 7 |
0 |
0 |
Rendah |
Jumlah |
17 |
100 |
|
BerdasarkanTabel 4.1 di atas,
diperoleh nilai observasi tentang motivasi peserta didiksebagai berikut:
1)
1pesertadidikatau6%memilikimotivasisangattinggi,
2)
4 pesertadidikatau 23% memilikimotivasitinggi.
3)
12 Siswaatau 70,5%
memilikimotivasisedang.
Dari data penelitian
di atas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learningbelum maksimal, rata-rata motivasi juga masih kategori sedang yaitu 70%. Untuk lebih jelasnya persentase
motivasi peserta didik bisa dilihat dari grafik 4.1 di bawah ini:
2. Hasil lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran Discovery Learning
Untuk perhitungan presentasi keterlaksanaan model pembelajaran discovery
learning adalah sebesar 95 %. Untuk lebih jelasnya persentase
keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
3. Hasil evalusi peserta didik
Hasil evalusi peserta didik pada siklus I adalah :
Klasifikasi Nilai Evaluasi Siklus I
Nilai TuntasBelajar |
Hasil Evaluasi |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
< KKM |
9 |
52,94
% |
> KKM |
8 |
47,06
% |
Jumlah |
17 |
100
% |
Berdasarkan tabel 4.2 di atas,
diperoleh nilai evaluasi pada siklus I sebagai berikut:
1)
Pesertadidik
yang memperolehnilaikurangdariKKM
sebanyak9atau52,94%,
2)
Pesertadidik
yang memperolehnilailebihdarinilai KKM sebanyak8 atau 47, 06%.
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengisian lembar observasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learningbelum maksimal, hal ini terlihat ketuntasan belajar siswa
belum 80% masih 47, 06%. Dan rata-rata motivasi juga masih kategori sedang yaitu 70,05%. Berdasarkan hasil diskusi dengan
observer diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran pada siklus I belum optimal,
guru belum melaksanakan model
pembelajaran discovery learningsecara
efektif, dan peserta didik juga masih penyesuaian dengan model pembelajaran baru.
Melihat hasil di atas maka peneliti menindaklanjuti dengan melaksanakan
penelitian pada siklus ke 2 memperbaiki pembelajaran dengan pendekatan discovery
learning.
Penggunaan model pembelajarandiscovery
learningbelum maksimal dalam peningkatan hasil belajar peserta didik, hal ini terlihat ketuntasan belajar peserta didik
belum mencapai 80% masih 47,06% dengan rata-rata nilai 61,76. Melihat hasil di atas peneliti menindak lanjuti dengan
penelitian pada siklus ke 2.
Hasil PenelitianSiklus II
Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakanpada
tanggal 24 Oktober 2020. Padasiklusini, materi yang disampaikan guru
adalahPemisahanCampuran. Uraianpokokkegiatanpembelajaran pada
siklus II terdiriatas 4 tahapyaituperencanaantindakan, pelaksanaantindakan,
observasi/pengamatan dan refleksi.
a.
Perencanaan Tindakan
Pada
kegiatanperencanaanini yang dilakukan oleh guru antara lain:
1)
Membuat perangkat pembelajaran meliputi RPP, LKPD, Bahan
Ajar, dan Media pembelajaran.
2)
Membuat soal evaluasi dalam bentuk google form.
3)
Menyusun lembar observasi motivasi bagi peserta
didik
4)
Menyusun lembar keterlaksanaan model pembelajaran discovery
learning.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Dilaksanakan pada hari Sabtu, 24Oktober 2020kegiatan yang dilaksanakan oleh
penelitiadalahsebagaiberikut:
1)
Pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam,
dan berdoa bersama-sama mengabsen siswa dalam hal
ini jumlah siswa 21. Tetapi yang akan
digunakan sebagai data adalah 17 anak agar data sama dengan siklus I.Guru memberi apersepsi dengan
memberikan stimulus atau rangsangan kepada peserta didik mengenai suatu kasus serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
2)
Kegiatan Inti
Guru menampilkan gambar dan peserta didik diarahkan
untuk mengidentifikasi masalah serta menyusun hipotesis setelah mengamati
gambar yang ditampilkan oleh guru. Selanjutnya peserta didik mengumpulkan data
dengan mengamati video yang ditayangkan oleh guru agar dapat menjawab
permasalahan ada. Tahap berikutnya peserta didik mengolah data dengan menjawab
LKPD. Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatannya, peserta didik lain
menanggapi. Kemudian guru memberikan penguatan materi.
3) Penutup
Pada
kegiatanpenutupguru mengarahkanpesertadidikuntukdapatmenarikkesimpulandarihasilpengamatan
video tadi. Guru melakukanrefleksiterhadappembelajaranyang telahdilakukan,
kemudianmemberikantugas di rumahuntukmendalamimateri yang telahdiberikan dan menyampaikanmateripada pertemuanberikutnya. Terakhir guru
menutuppelajarandenganbacaanHamdalah dan salampenutup.
c.
Hasil Tindakan
Adapun hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
1.
Hasil observasi
motivasi peserta didik
Distribusi Hasil Observasi Motivasi Peserta Didik SMP
N 4 Adiwerna Kelas VII F
Skor Perolehan |
Frekuensi |
Persentase( % ) |
Kriteria |
22 – 28 |
4 |
23,5 |
Sangat Tinggi |
15 – 21 |
10 |
58,8 |
Tinggi |
8 – 14 |
3 |
17,6 |
Sedang |
0 – 7 |
0 |
0 |
Rendah |
Jumlah |
17 |
100 |
|
BerdasarkanTabel 4.3 di atas,
diperoleh nilai observasi tentang motivasi peserta didiksebagai berikut:
1)
4 peserta didik atau 23,5 % memiliki
motivasi sangat tinggi.
1)
10 peserta didik atau 58,8% memiliki
motivasi tinggi.
2)
3 peserta didik atau 17,6% memiliki
motivasi rendah.
Dari data penelitian di atas terlihat
bahwa pembelajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran Discovery
Learningsudah maksimal, hal ini terlihat ketuntasan belajar peserta didik
sudah melebihi
80% yaitu 88,24%. Dan rata-rata motivasi sudah mencapai
kategori tinggi
yaitu 58,8% dan sangat tinggi 23,5% Untuk lebih jelasnya persentase
motivasi peserta didik
bisa dilihat dari grafik 4.2 di bawah ini:
2.
Hasil lembar
observasi keterlaksanaan model pembelajaran Discovery Learning.
Untuk perhitungan presentasi keterlaksanaan model
pembelajaran discovery learning adalah sebesar 100 %. Untuk lebih
jelasnya persentase keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran.
3.
Hasil evalusi
peserta didik
Hasil evalusi peserta didik pada siklus II adalah :
Klasifikasi Nilai
Evaluasi Siklus II
Nilai TuntasBelajar |
Hasil Evaluasi |
|
Frekuensi |
Persentase ( % ) |
|
< KKM |
2 |
11,76 % |
> KKM |
15 |
88,24 % |
Jumlah |
17 |
100 % |
Berdasarkan tabel 4.2 di atas,
diperoleh nilai evaluasi pada siklus II
sebagai berikut:
1)
Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari KKM sebanyak
2
atau 11,76%,
2)
Peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari nilai KKM sebanyak 15 atau 88, 24%.
d.
Refleksi
Hasil belajar peserta juga mengalami peningkatan
pada siklus II, baik dilihat dari hasil evaluasi akhir pembelajaran. Nilai
rata-rata kelas untuk hasil evaluasi akhir pembelajaran pada siklus I mencapai 61,76 dengan persentase tuntas
belajar sebesar 47,06%.
Kemudian pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 71,76 dengan persentasi sebesar 88,24%.
Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA pada materi klasifikasi materi dan perubahannya dengan
menerapkan model pembelajaran discovery learningpada peserta didik kelas VII F SMP N 4Adiwerna telah berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan.Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
dinyatakan berhasil karena baik guru maupun siswa telah terbiasa dalam
menerapkan model pembelajaran discovery learningmeskipun
hasil yang diperoleh tidak 100%.
Pembahasan
Hasil Penelitian
Hasil
penelitianmenunjukkanbahwamodel pembelajaranDiscovery
learningdapatmeningkatkan
motivasibelajar IPA
pesertadidikkelas VII F pada babklasifikasimateri dan perubahannya di SMP N 4
AdiwernaTahun
Pelajaran 2020/2021
Hasil belajar yang diperolehpeserta juga dipengaruhi oleh
adanyamotivasiyaitudorongan yang muncul pada diripesertauntukmencapaihasilterbaikdalampembelajaran IPA
dalamrangkamencapaiStandarKompetensi yang telahditetapkan. Dari hasilpenelitiandiperolehpersentasenilaimotivasisikluspertamayaitu
70,5% dan masukkategorisedang dan meningkat
pada sikluskeduayaitu23,5%dengankategorisangattinggi dan 58,8%
dengankategoritinggi.
Secara visual perbandinganmotivasibelajarpesertadidik pada siklus I dan siklus II
dapatdilihat pada grafik 4.3berikutini:
Grafik4.3menunjukkanbahwaterjadipeningkatanmotivasibelajarpesertadidik pada siklus II.
Selisihantarabesarnyapersentasemotivasibelajarsiswasiklus I dan siklus II yang
ditunjukkanpada grafiktersebutcukuptinggi.
Hal inimenunjukkanbahwasetiap orang pada
hakekatnyamemilikimotivasidalamhidupnya, dan merekatidakmudahpuasdenganapa yang
sudahdiraihnyasebelumnya. Sebagaimanapendapat Mc Donald yang dikutip oleh
Hamalik (2007: 173), “Motivation is
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions“. Dorongan untuk berprestasi menjadi
yang ”terbaik” selalu muncul, walau
antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama. Adalah merupakan
kewajiban guru untuk menumbuhkan semangat motivasi pada diri peserta didik yang
salah satunya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran yang dapat
mendorong peserta didik untuk dapat berpikir tinggat tinggi, sehingga hasil
belajar peserta didik akan maksimal.
Pada nilai hasil belajar peserta
didik meningkat dari rata-rata 61,76 pada siklus I menjadi 71,76 pada siklus II. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat
dilihat melalui grafik 4.4 berikut
ini.
Perolehan
hasil observasi motivasi yang sangat tinggi disebabkan karena model
pembelajaran discovery learning dapat merangsang peserta didik untuk
dapat berpikir kritis melalui stimulus yang di berikan oleh guru. Peserta didik
dapat mengemukakan idenya yang dituangkan dalam hipotesis terhadap permasalahan
yang diberikan oleh guru. Setelah itu peserta didik mengumpulkan data melalui
praktek langsung pada siklus pertama dan mengamati video pada siklus II.
Walaupun pada siklus I belum mendapatkan hasil yang maksimal dikarenakan sinyal
yang terganggu menyebabkan audio tidak dapat terdengar dengan jelas sehingga peserta didik banyak yang keluar
masuk dari forum dan mereka akhirnya kurang maksimal dalam mengikuti pembelajarn.
Hasil peningkatan motivasi peserta didik terlihat pada siklus II, dimana peseta
didik diberikan suatu stimulus mengenai studi kasus yang dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik semakin tertarik ketikan guru menayangkan
video pembelajarn mengenai pembuatan garam dan parfum, hal tersebut sangat
menarik bagi peserta didik karena garam sering mereka konsumsi sehari-hari dan
parfum mereka gunakan setiap hari. Sambil mengamati video, peserta didik juga
mengerjakan LKPD sehingga mereka benar-benar mencermati setiap tayangan. Peserta
didik juga tidak diwajibkan untuk menyalakan camera handphonenya sehingga tidak
begitu membutuhkan sinyal yang kuat.
Hambatan
yang muncul pada siklus ke 2 antara lain peserta didik yang rumahnya berdekatan
melakukan google meet bersama sehingga audio agak sedikit terganggu, guru tidak
dapat sepenuhnya mengamati aktivitas peserta didik dikarenakan kamera tidak
diaktifkan.
Hal terpenting yang
menjadi kendala adalah masih banyak peserta didik yang belum dapat mengikuti
google meet ini, karena tidak memiliki kuota atau handphone androidnya tidak
dapat mendownlod google meet.
Dari
uraian keseluruhan di atas tampak bahwa dengan menggunakan model
pembelajarandiscovery learning,
motivasi belajarpesertadidikpada babklasiofikasimateri
dan perubahannya menjadi lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peranaktifpesertadidikdalammengikuti
proses pembelajaran. Misalnya, pesertadidiktampakantusiasmengamati video Teknik
pemisahancampuran..Komentarpesertadidikpunlayakmenjadiperhatian,
karenapesertadidikmerasasenangbahkanmenyarankan pada guru agar
dalamsetiappembelajaranmenggunakanpendekatanseperti yang telahdilaksanakan.
Pembelajaran
denganmenggunkan model pembelajaranDiscovery
Learning ini masih memerlukan peran aktif dan inovasi dari guru,
termasuk perlunya buku pegangan bagi setiap pesertadidik
sebelum pembelajaran di mulai agar beberapa konsep dasar sudah dikuasai dengan
baik.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil
penelitian, pembahasan dan perumusan masalah yang diajukan tentang Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas VII F Pada Bab Klasifikasi
Materi dan Perubahannya Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Discovery
Learning, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Penerapan
model pembelajaran Discovery Learning pada
peserta didik kelas VII F SMPN 4Adiwernaselama
2 siklus dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran IPA bab klasifikasi materi dan
perubahannya. Motivasi belajar peserta didik menunjukkan peningkatan
dari 70,5% pada siklus I dengan kriteria sedang
menjadi 82,3% pada siklus II dengan kriteria sangat
tinggi. Meningkatnya persentase motivasi belajar peserta
didik
pada siklus II ditunjukkan dengan meningkatnya keterlibatan peserta selama proses
pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran discovery
learning pada siklus I belum mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu 47%
dengan rata-rata nilai 61,76. Melihat hasil tersebut peneliti menindak lanjuti
dengan penelitian pada siklus II dan mengalami peningkatan sebesar 88,24%
dengan rata-rata nilai 71,76. Peningkatan motivasi belajar peserta didik
diikuti pula peningkatan hasil belajar peserta didik dengan rata-rata siklus
pertama 61,76 meningkat menjadi 71,76 pada siklus ke dua.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran IPA pada materi klasifikasi materi dan perubahannya dengan
menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas VII F
SMP N 4 Adiwerna telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.1) Pembelajaran ini dilakukan dengan virtual sehingga membutuhkan sinyal
provider yang sangat kuat maka sebelum pembelajaran, guru harus
mengecek kesiapan peserta didik terlebih
dahulu dari kuota ataupun handphone mereka apakah dapat untuk mendownload
google meet atau tidak. 2) Sebelum
pembelajaran berlangsung, peserta didik perlu
mendapat petunjuk seperlunya menyangkut penggunaan platform google meet sehingga pada saat akan memulai pembelajaran tidak
ada yang bertanya bagaimana jika akun keluar dengan sendirinya, bagaimana
menonaktifkan audio dan kamera.